Melakukan pivot bisnis startup sangat mungkin untuk pengusaha lakukan guna meraih kesuksesan dan pencapaian baru dalam sebuah perusahaan. Lantas apa itu pivot dalam bisnis dan bagaimana cara untuk menerapkannya terutama untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)? Pada artikel ini kami akan mengulas tentang pivot untuk kamu.
Pengertian Pivot Bisnis Startup
Pivot dalam bisnis adalah sebuah tindakan berupa perubahan rencana dan strategi perusahaan yang mengarah pada posisi lebih menguntungkan. Sudah banyak contoh pivot bisnis dari startup yang nyaris gulung tikar, kemudian berubah menjadi sukses dan berkembang sampai dengan sekarang.
Untuk mengetahui lebih jauh, perubahan yang kami maksud di sini bukan mengarahkan kamu untuk mengubah secara keseluruhan bisnis dan arah geraknya. Melainkan perubahan yang paling penting dan vital, baik dalam ranah produksi, transportasi, maupun perencanaan dalam marketingnya.
Pada intinya, pivot umumnya hanya mengubah aspek-aspek tertentu yang memang harus perusahaan ubah. Sebagai contoh, sebuah UMKM mempunyai produk makanan rumahan yang luar biasa, namun sayangnya terkendala karena tidak ada yang mengenalnya.
Dalam kasus ini, kamu sebagai pemilik UMKM tersebut bisa mengubah metode pemasaran, misalnya dengan memanfaatkan teknologi untuk digital marketing. Selain produk lebih masyarakat kenal, juga bisa mendapat pemasukan dari monetisasi media sosial.
Melakukan pivoting seringkali startup maupun UMKM lakukan di awal-awal membuka usahanya. Fase awal dengan perubahan menjadikan mereka menemukan cara terbaik untuk tujuan tertentu, seperti penjualan atau branding yang lebih baik.
Lakukan Pivot Bisnis Startup Jika Mengalami Hambatan
Melakukan pivoting harus memperhatikan berbagai hal yang berkaitan dengan penentuan keputusan dari pemilik usaha. Pasalnya, pivoting tersebut mustahil kamu lakukan ketika waktunya sudah benar-benar terlambat, seperti perusahaan sudah bangkrut.
Pivot bisnis adalah hal yang umum untuk fase-fase awal, berikut ini beberapa hambatan yang membuat sebuah bisnis melakukan pivoting.
1. Mengalami Stagnan atau Kemandekan Perkembangan Bisnis
Perusahaan maupun UMKM bisa melakukan perubahan strategi atau rencana dengan pivoting ketika mengalami kemandekan dalam perkembangan bisnis. Stagnan dalam waktu lama, justru bisa berakibat pada hal yang jauh lebih buruk. Maka segera ubah dengan pivot strategy bagaimana agar bisnis terus berjalan dan berkembang.
2. Produk Final Bukan yang Pasar Butuhkan
Memberikan apa yang pasar butuhkan adalah hal yang sangat penting. Ketika kamu sebagai pemilik bisnis menyadari bahwa produk final perusahaan bukan produk yang pasar butuhkan, kamu dapat melakukan pivot.
3. Masalah Internal dalam Tim Bisnis
Hambatan lain untuk melakukan pivot startup adalah karena masalah atau isu internal di dalam tim. Ketika tujuan antar tim sudah berbeda dengan tujuan perusahaan, bisa berakibat pada perpecahan yang cukup fatal. Kamu bisa mulai dengan pendekatan yang tepat untuk membangun semangat antar tim supaya dapat bekerja sama.
4. Berganti Produk Unggulan
Setiap perusahaan atau UMKM umumnya punya produk barang atau jasa yang mereka unggulkan. Ketika berada di situasi reposition product, kamu bisa memilih antara mempertahankan produk yang lama atau menghilangkannya untuk fokus ke produk baru.
Saat produk baru berbeda dengan produk lama, inilah pivot bisnis startup dapat kamu jalankan. Mulai dari merombak strategi, rencana, dan metode pemasaran yang lebih tepat. Kamu sudah punya pengalaman yang cukup dari produk sebelumnya, jadi seharusnya hal ini tidak akan menjadi masalah yang besar.
Perhatikan bahwa tidak selamanya pivot bisnis startup dibutuhkan. Hanya pada di situasi atau kondisi tertentu yang memang membutuhkan perubahan guna mencapai tujuan perusahaan.
Add a Comment