startup

Apa Perbedaan Startup B2B, B2C, dan C2C dalam Mengembangkan Bisnis?

startup

Memperhatikan perbedaan startup B2B, B2C, dan C2C sangat penting guna menentukan strategi yang akan dipakai. Selain itu juga berkaitan dengan bagaimana untuk mengembangkan bisnis berdasarkan jenis startup tersebut.

B2B adalah bussiness to bussiness yang merujuk pada model startup bekerja sama dalam penjualan antar pelaku bisnis. Contoh perusahaan B2B misalnya bisnis yang mensuplai barang mentah dari luar negeri untuk pabrik. Dalam hal ini, kamu punya perusahaan terdaftar yang mengumpulkan barang dari luar. Kemudian kami bekerja sama untuk perusahaan dalam negeri sebagai penyuplai barang mentahnya.

Pengertian B2C adalah bussiness to customer yang menjadi model startup paling umum di Indonesia. Model perusahaan seperti ini sangat populer di masa digital, sebab mereka dapat memasarkan produk melalui berbagai platform digital yang mengarah langsung ke konsumen. Baik via marketplace, media sosial perusahaan, maupun situs web perusahaan.

Sedangkan jenis startup C2C adalah customer to customer yang merujuk pada model konsumen menjual produk (barang maupun jasa) kepada konsumen lain. Proses penjualan C2C bisa melalui direct langsung maupun melalui pihak ketiga seperti marketplace.

Perbedaan Startup B2B, B2C, dan C2C Lebih Rinci

Selain dari pengertian di atas, guna mengetahui perbedaan secara ketiganya secara lebih detail untuk menentukan strategi marketing maupun pemasarannya, berikut informasinya.

1. Market Target

Melihat dari market target jenis B2B dan B2C sudah tampak jelas, bahwa B2B menyasar perusahaan atau bisnis lain. Sedangkan contoh B2C mengarah secara langsung ke konsumen di seluruh negara. Hal ini berpengaruh pada jenis pemasaran dan bagaimana mereka melakukan kerja sama.

Sedangkan C2C memang sama menyasar konsumen langsung, tetapi model promosi antara pelaku bisnis dengan konsumen/individu tentunya berbeda. Umumnya, B2C sudah punya ‘nama’ untuk brand mereka, sedangkan C2C bisa dikatakan freelance dan menjual dengan lebih bebas untuk produk yang tidak terikat.

2. Strategi Marketing

Perbedaan startup B2B, B2C, maupun C2C dalam strategi marketing merupakan yang tampak sangat spesifik. Perusahaan B2B menggunakan strategi yang bertujuan untuk meningkatkan reputasi bisnis mereka. B2C meningkatkan reputasi dengan cara yang berbeda, seperti mengadakan event, diskon, dan promosi yang menyentuh emosi konsumen.

Sedangkan C2C jenis strategi marketing lebih bebas lagi. Jika bisnis lokal, seringkali hanya melakukan promosi di media sosial. Sedangkan kalau menjangkau seluruh Indonesia, dengan sering melakukan up produk baru. Namun bisa saja model C2C menerapkan strategi yang sederhana, asal jalan, atau berdasarkan keadaan.

3. Kompetisi Bisnis

Persaingan menjadi tantangan yang akan selalu ada untuk semua jenis bisnis. Berdasarkan jangkauan market target, B2B mempunyai persaingan yang lebih sedikit. Reputasi seakan menentukan segalanya, sehingga tidak bisa kamu peroleh secara instans begitu saja.

B2C mempunyai kompetisi bisnis yang lebih tinggi, sebab langsung menjangkau konsumen. Apalagi ketika produk dari pelaku bisnis B2C sama dengan brand lain yang sama-sama terkenal. Persaingan akan jadi lebih menyulitkan.

Perusahaan C2C mengandalkan produsen untuk stok produk mereka. Dengan kondisi seperti ini, kompetisi untuk C2C lebih mengarah ke harga, lebih murah atau mahal. Ketika harganya lebih tinggi daripada B2C, seringkali konsumen lebih memilih produk yang sudah mempunyai nama (official store).

C2C juga mengalami persaingan yang menyulitkan antar penjual lainnya, hal ini bisa kamu lihat di marketplace untuk jenis produk barang yang sama. Tidak hanya produk barang, melainkan juga jasa yang banyak bermunculan.

Ketika memilih jasa dari C2C, maka membutuhkan portofolio atau pengalaman yang benar-benar matang. Sebab secara umum, harga C2C lebih murah namun lebih sulit mencari yang terbaik daripada B2C yang merupakan agensi di bidang jasa.

Demikian beberapa informasi mengenai perbedaan startup B2B, B2C, dan C2C secara umum. Mengetahui jenisnya punya manfaat untuk menentukan marketing terbaik dengan tujuan mengembangkan usaha.

startup

Alasan Startup Gagal yang Wajib Kamu Hindari

startup

Penyebab dan alasan gagal tidak tunggal. Ada banyak faktor yang punya andil dalam menentukan apakah sebuah perusahaan startup akan berkembang atau justru gulung tikar. Produk dari perusahaan startup bisa berupa barang maupun jasa, hal ini tergantung pada arah gerak startup itu sendiri.

Artikel ini akan membahas macam-macam penyebab kegagalan startup di Indonesia secara umum. Tujuannya agar kamu bisa menghindari, atau setidaknya mengantisipasi, supaya tidak terjadi di perusahaan startup milikmu.

Alasan Startup Gagal, Hindari atau Antisipasi

Membaca dari pengalaman pengusaha yang mengalami kegagalan dalam menjalankan bisnis, alasan startup gagal yang mereka alami seringkali berbeda. Kamu bisa menilai apa yang perlu ditingkatkan dalam perusahaanmu, serta apa yang menjadi unggulan untuk terus berkembang.

1. Kekurangan Modal

Pendanaan sebuah startup yang notabene merupakan perusahaan rintisan, menjadi sangat penting. Umumnya sumber modal dari individu atau pendirinya. Modal menjadi alasan klasik dan paling banyak yang menjadi penyebab terjadinya bangkrut pada perusahaan.

Venture capital bisa menjadi solusi pendanaan untuk startup. Sebelumnya, kami sudah membahas mengenai jenis pendanaan venture capital, tampaknya akan membantu.

2. Produk Bukan yang Market Butuhkan

Umumnya, ketika anak muda membuka startup akan menghasilkan produk yang bersifat idealis. Namun abai dengan kebutuhan market yang justru bisa menjadi jembatan mewah mengembangkan perusahaan. Triknya, kamu bisa menjual produk umum namun memberi ciri khas dari brand perusahaan.

3. Masalah Internal Startup

Sudah banyak contoh startup yang gagal lantaran persoalan internal dan struktur yang belum terorganisir dengan matang. Misalnya ketika kamu membangun perusahaan startup dengan sistem kerja sama dari nol dengan rekan. Hal ini bisa menjadi masalah di kemudian hari jika tidak ada kesepakatan atau perjanjian pembagian kerja dan posisi yang tepat.

4. Kurang Jaringan atau Relasi

Selain masalah dalam startup yang berkaitan dengan tim internal, jaringan atau relasi networking juga menentukan apakah perusahaan bisa dikenal lebih luas atau tidak. Misalnya relasi dengan media nasional daring guna memasang iklan di websitenya.

5. Kompetisi yang Gila-Gilaan

Kompetisi yang luar biasa menjadi alasan startup gagal berikutnya. Mengapa? Sebagai contoh, kamu mempunyai produk dengan harga Rp1.000, namun banyak kompetitor yang memasang harga Rp900. Selisih harga produk 10 rupiah di zaman digital, terutama marketplace online, mempunyai pengaruh yang signifikan.

Selain kompetisi harga, promosi besar-besaran dari perusahaan lain yang punya modal lebih besar, tim lebih andal, serta jaringan lebih luas sangat berbahaya. Lama-lama perusahaan startup kamu bisa tersingkir dan menghilang dari pasar.

Kamu bisa memilih antara 2 cara, mengikuti kompetisi dengan mengambil risiko sumber daya lebih besar. Atau menyingkir dari kompetisi dengan mengeluarkan produk yang unique. Jika memilih yang belakangan, maka risikonya berkaitan dengan pertanyaan apakah ada market untuk produk tersebut?

6. Ide dan Inovasi yang Mandek

Sebagaimana perkembangan teknologi yang terus mengalami perubahan, startup juga bersifat dinamis. Artinya, mereka harus menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi berdasarkan zaman. Ide dan inovasi menjadi lebih penting guna menciptakan ‘kolam’ untuk para konsumen kamu.

Peran ide dalam sebuah perusahaan menjadi tulang belakang. Ia menyangga berdirinya sebuah perusahaan ke depannya nanti. Ada banyak strategi yang dapat kamu terapkan untuk masuk ke dalam pasar secara elegan.

Menambah wawasan sambil jalan sangat penting supaya tidak terjadi stagnasi. Nyatanya, berjalan walaupun lambat jauh lebih baik daripada mandek di titik yang sama. Demikian beberapa alasan startup gagal yang wajib kamu hindari.

sertifikasi merek

Cara Sertifikasi Merek Dagang, Lebih Aman dan Tenang

sertifikasi merek

Sertifikasi merek dagang untuk bisnis startup maupun Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ternyata sangat penting, selain lebih aman kamu juga merasa lebih tenang. Dengan adanya sertifikat merek, maka usaha kamu mendapat payung hukum jika tiba-tiba ada yang melakukan plagiasi atau meniru.

Menurut Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM RI, merek adalah tanda untuk membedakan barang dan atau jasa yang diproduksi oleh orang maupun badan hukum dalam kegiatan perdagangan.

Tanda itu bisa berupa grafis (gambar, logo, nama, kata huruf, angka, maupun susunan bentuk) baik berbentuk 2 dimensi atau 3 dimensi. Atau gabungan dari lebih dari 1 kata yang bersifat unik atau ada klaim atas merek tersebut.

Dengan melakukan sertifikasi merek, kamu akan mendapat sertifikat dalam bentuk dokumen yang berperan untuk bukti kepemilikan hak kekayaan intelektual.

Fungsi Sertifikasi Merek (Dagang, Jasa, dan Kolektif)

Menurut DJKI merek yang kamu daftarkan mempunyai fungsi sebagai berikut:

  1. Merek yang kamu daftarkan sebagai alat bukti untuk pemilik yang berhak.
  2. Sebagai dasar penolakan jika ada orang lain yang ingin menggunakan merek sama secara keseluruhan maupun sama secara pokoknya.
  3. Dasar untuk mencegah orang lain menggunakan merek yang sama untuk barang dan maupun jasa dalam peredaran.

Alur Sertifikasi Merek di DJKI

Pendaftaran merek online bisa kamu lakukan. Beberapa syarat antara lain etiket (label merek), tanda tangan pemohon, surat rekomendasi untuk permohonan merek UMKM, dan surat pernyataan.

  1. Melakukan registrasi akun terlebih dulu di https://merek.dgip.go.id/.
  2. Klik tambah (+) untuk membuat permohonan baru.
  3. Lantas pesan kode billing dengan mengisi jenis merek dan pilihan kelas, sebelum proses ini kamu harus pesan kode billing melalui situs http://simpaki.dgip.go.id/.
  4. Melakukan pembayaran sesuai dengan tagihan yang ada pada aplikasi SIMPAKI.
  5. Mengisi seluruh data formulir untuk permohonan merek.
  6. Mengunggah bukti pendukung dalam bentuk scan yang dibutuhkan kemudian klik selesai.

Setelah itu, permohonan yang barusan kamu ajukan sudah masuk. Tinggal menunggu apakah merek tersebut diterima atau ditolak. Supaya persentase diterima lebih besar, pastikan sudah membaca apa saja jenis merek yang dilarang.

Berapa Biaya Pendaftaran Merek Baru?

Untuk biaya sertifikasi merek ada 2 jenis. Pertama, permohonan pendaftaran merek untuk usaha mikro dan usaha kecil secara online biaya Rp500.000/kelas. Kedua, permohonan pendaftaran merek untuk umum secara online biaya Rp1.800.000/kelas.

Berapa lama proses pendaftaran mereka tersebut? Rata-rata mencapai 3 bulan dan 15 hari, namun untuk lebih jelasnya berdasarkan peraturan Undang-Undang terbaru, kamu dapat melakukan konsultasi atau bertanya melalui livechat di website DJKI.

Masa berlaku merek setelah berhasil kamu daftarkan adalah 10 tahun sejak tanggal penerimaan permohonan pendaftaran. Masa perlindungan itu selanjutnya bisa kamu perpanjang dengan biaya perpanjangan merek.

Lakukan perpanjangan paling lambat 6 bulan sebelum masa berlaku itu habis. Biaya perpanjangan merek untuk umum Rp2.250.000/kelas dan UMKM Rp1.000.000/kelas.

Tetapi, kalau kamu melakukan perpanjangan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan setelah masa perlindungan berakhir. Biaya perpanjangan merek untuk umum Rp4.500.000/kelas dan UMKM Rp2.000.000/kelas.

Selain bisa pendaftaran baru dan perpanjangan, ada beberapa biaya yang bisa kamu lihat secara lebih rinci melalui website DJKI (https://dgip.go.id/menu-utama/merek/biaya) seperti biaya perubahan data, banding merek, dan pengajuan keberatan atas permohonan merek.

Demikian alur untuk mengurus pendaftaran sertifikasi merek baru, biaya yang kamu butuhkan, serta hal lain yang sebaiknya kamu pahami secara detail di awal.

Pembagian Saham

Cara Membagi Saham untuk Founder Lebih dari Satu, Ternyata Begini

Pembagian Saham

Cara membagi saham untuk founder pada startup yang masih baru mempunyai beberapa pertimbangan. Pertama, pertimbangan berupa modal, yang mana terbagi menjadi modal materi dan modal non materi. Modal materi misalnya uang tunai, sedangkan modal non materi ada banyak ragamnya seperti waktu, tenaga, ide, dan sebagainya.

Kedua, pertimbangan berupa valuasi startup itu sendiri. Kemudian pembagian fee founder dan co founder harus jelas supaya tidak terjadi persaingan. Saham menjadi kepemilikan dari penyertaan modal, baik itu dari pihak founder maupun investor dengan perhitungan tertentu.

Jika tidak ada negosiasi, kesepakatan, atau perjanjian tertulis dalam membangun startup bersama bisa berakibat pada permusuhan. Lantas, bagiaman cara membagi saham untuk founder yang lebih dari satu?

Cara Membagi Saham untuk Founder, Berikut Penjelasannya

Dalam artikel  Harvard Business Review berjudul The Very First Mistake Most Startup Founders Make, negosiasi pembagian saham sebaiknya kamu lakukan ketika startup sudah cukup matang (bukan di awal). Bedakan antara memperjelas fee dengan pembagian saham, ya.

Kalau kamu melakukan negosiasi tentang pembagian saham antar founder di awal, hal ini akan cukup sulit. Sebab, keadaan di masa depan masih banyak yang belum pasti.

Pada intinya, untuk negosiasi dan proses pembagian saham antar founder tidak ada aturan yang berlaku secara universal (umum). Pembagian murni dari kesepakatan bersama masing-masing founder tersebut.

Contoh Membagi Saham untuk Founder dengan Tambahan Venture Capital

Dalam sebuah startup yang sudah cukup matang, nilai valuasi startup tersebut misalnya Rp100 miliar. Pembagiannya misalnya founder 1 sebagai Chief Executive Officer (CEO) mempunyai saham 50%. Sedangkan founder 2 sebagai Chief Technology Officer (CTO) mempunyai saham 10%.

Berdasarkan kesepakatan antara founder 1 dan founder 2, 10% saham untuk Employee Stock Option Plan (ESOP) atau kepemilikan saham untuk karyawan startup yang merupakan benefit keuntungan dari perusahaan. Dalam hal ini, bisa Chief Marketing atau karyawan lain berdasarkan kebijakan dari perusahaan startup itu sendiri.

Lantas seiring berjalannya waktu, startup mereka berkembang dan sebuah perusahaan venture capital tertarik untuk menanam modal dengan membeli saham sebesar 10% dengan harga Rp1 triliun. Secara otomatis, nilai valuasi startup dan persentase kepemilikan saham masing-masing founder berubah.

Hasilnya, valuasi startup yang semula Rp100 miliar menjadi Rp10 triliun. Founder 1 (CEO) 45% saham dengan valuasi Rp4,5 triliun. Founder 2 (CTO) 36% saham dengan valuasi Rp3,6 triliun. ESOP 9% saham dengan valuasi Rp900 miliar. Serta perusahaan venture capital 10% saham dengan valuasi Rp1 triliun.

Mungkin kamu bertanya-tanya, bagaimana perhitungan kok yang semula 50% berubah jadi 45%. Dan yang semula 40% berubah menjadi 36% setelah ada perusahaan yang membeli saham? Pada intinya kembali lagi, bahwa perhitungan tersebut sepenuhnya merupakan kesepakatan antar founder serta kebijakan perusahaan.

Kesimpulan

Secara umum, pembagian saham paling tinggi berada di tangan pemilik modal utama. Artinya, orang yang mendanai sejak awal berdirinya startup tersebut. Sehingga tak heran founder 1 sebagai CEO mendapat persentase yang paling tinggi yaitu 50%.

Tidak hanya itu saja, masing-masing founder harus memperhatikan apa itu Break Even Point (BEP). Dengan menentukan BEP, maka pembagian menjadi tepat karena berdasarkan kontribusi yang mereka berikan kepada perusahaan selama ini. Sekian beberapa gambaran cara membagi saham untuk founder di startup rintisan dengan keadaan tertentu.

pitch deck startup

Pitch Deck Startup Bagus Memikat Investor untuk Memberi Modal

pitch deck startup

Pitch deck startup adalah presentasi singkat yang berisi berbagai macam hal dengan tujuan utama meyakinkan investor untuk memberi pendanaan untuk bisnis kamu. Lantas, apa saja materi yang ada di dalam pitch tersebut?

Ada banyak contoh pitch deck yang dapat kamu sesuaikan dengan arah gerak bisnis. Termasuk template pitch yang menarik, profesional, dan memberi ruang untuk informasi terbaik. Faktanya, sekitar 30% startup gagal berkembang lantaran kekurangan modal dalam produksinya.

Maka dari itulah, mendapat investasi menjadi salah satu solusinya. Untuk bisa mendapatkannya, kamu akan melakukan presentasi terkait hal-hal penting tentang perusahaan. Antara lain: arah gerak usaha, apakah produk konsumen butuhkan atau tidak, rencana dan peluang bisnis, dan informasi lain yang berkaitan dengan usaha kamu.

Menyusun Materi Pitch Deck Startup yang Tepat

Umumnya, dalam sebuah presentasi banyak pengusaha yang sukses meyakinkan investor karena menggunakan rumus 10/20/30. Angka tersebut sebagai jembatan keledai untuk mengingat bahwa 10 mewakili jumlah slide, 20 mewakili waktu presentasi, dan 30 mewakili ukuran font.

Untuk membuat pitch deck startup sebenarnya bisa menggunakan aplikasi Windows sederhana seperti Power Point. Pastikan juga melakukan editing, menambahkan informasi visual (infografik), hingga menyesuaikan ukuran dengan masing-masing proyektor.

Setelah semua hal teknis selesai, selanjutnya mengisi materinya. Beberapa hal yang sebaiknya ada dalam materi pitch deck antara lain: tentang startup, fenomena, solusi (produk sebagai solusi), peluang, kompetisi, tim, hingga rencana A dan B.

Supaya lebih mudah ketika presentasi, kamu bisa menyusun berbagai macam informasi tersebut ke dalam infografik. Misalnya diagram lingkaran, diagram batang, atau diagram garis.

Hal Penting dalam Membuat Pitch Deck Startup

Berbicara mengenai presentasi, kamu yang pernah menempuh perguruan tinggi tentu saja tidak asing dengan hal tersebut. Bahkan setiap mata kuliah umumnya membutuhkan presentasi, dari sinilah kamu sudah belajar menjadi pemateri yang benar-benar menguasai pembahasan.

1. Menghilangkan Gambar Dekoratif Berlebihan

Mungkin kamu berpikir bahwa pitch deck startup yang punya banyak gambar dekoratif di tiap slide itu baik. Justru kenyataannya sebaliknya, berbagai macam contoh pitch deck dari perusahaan raksasa Dropbox, Linkedin, hingga Uber tidak ada gambar dekoratifnya.

2. Sesuai Ketentuan Penulisan yang Profesional

Hal yang sangat simpel namun ternyata penting guna memberi tahu kepada investor bahwa kamu punya tim profesional. Contoh yang sering keliru, penulisan judul, awalan dan kata depan, dan penggunaan tanda baca.

3. Hindari Terlalu Banyak Teks dalam Slide

Presentasi sebagai alat untuk membantu kamu mengingat apa saja yang akan disampaikan. Begitu pula di dalam mempresentasikan sebuah pitch deck, kamu harus menguasai materinya alih-alih membaca slide yang muncul di layar proyektor.

4. Gunakan Jenis Huruf yang Mudah Dibaca

Perkirakan dengan tepat berapa jarak antara layar proyektor dengan investor berada. Apakah pada jarak tersebut jenis huruf ini sesuai? Apakah pada jarak tersebut ukuran ini bisa terlihat?

5. Hanya Modal Pitch Deck?

Hal lain yang penting kamu perhatikan dalam mempresentasikan pitch deck adalah membawa dokumen pendukung. Proyektor hanya sebagai perantara, fokus investor tetap padamu sebagai pembicara. Siapkan juga dokumen seperti rincian rencana usaha, dokumentasi, hasil riset pasar, dan sebagainya.

Itulah beberapa pengenalan mengenai pitch deck startup dan contohnya yang sebaiknya kamu pahami dari sekarang. Kemampuan public speaking juga sangat penting guna mendukung memikat keyakinan investor untuk menanamkan modal ke usaha kamu.

pivot

Pivot Bisnis Startup dan Cara Menerapkan untuk UMKM

pivot

Melakukan pivot bisnis startup sangat mungkin untuk pengusaha lakukan guna meraih kesuksesan dan pencapaian baru dalam sebuah perusahaan. Lantas apa itu pivot dalam bisnis dan bagaimana cara untuk menerapkannya terutama untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)? Pada artikel ini kami akan mengulas tentang pivot untuk kamu.

Pengertian Pivot Bisnis Startup

Pivot dalam bisnis adalah sebuah tindakan berupa perubahan rencana dan strategi perusahaan yang mengarah pada posisi lebih menguntungkan. Sudah banyak contoh pivot bisnis dari startup yang nyaris gulung tikar, kemudian berubah menjadi sukses dan berkembang sampai dengan sekarang.

Untuk mengetahui lebih jauh, perubahan yang kami maksud di sini bukan mengarahkan kamu untuk mengubah secara keseluruhan bisnis dan arah geraknya. Melainkan perubahan yang paling penting dan vital, baik dalam ranah produksi, transportasi, maupun perencanaan dalam marketingnya.

Pada intinya, pivot umumnya hanya mengubah aspek-aspek tertentu yang memang harus perusahaan ubah. Sebagai contoh, sebuah UMKM mempunyai produk makanan rumahan yang luar biasa, namun sayangnya terkendala karena tidak ada yang mengenalnya.

Dalam kasus ini, kamu sebagai pemilik UMKM tersebut bisa mengubah metode pemasaran, misalnya dengan memanfaatkan teknologi untuk digital marketing. Selain produk lebih masyarakat kenal, juga bisa mendapat pemasukan dari monetisasi media sosial.

Melakukan pivoting seringkali startup maupun UMKM lakukan di awal-awal membuka usahanya. Fase awal dengan perubahan menjadikan mereka menemukan cara terbaik untuk tujuan tertentu, seperti penjualan atau branding yang lebih baik.

Lakukan Pivot Bisnis Startup Jika Mengalami Hambatan

Melakukan pivoting harus memperhatikan berbagai hal yang berkaitan dengan penentuan keputusan dari pemilik usaha. Pasalnya, pivoting tersebut mustahil kamu lakukan ketika waktunya sudah benar-benar terlambat, seperti perusahaan sudah bangkrut.

Pivot bisnis adalah hal yang umum untuk fase-fase awal, berikut ini beberapa hambatan yang membuat sebuah bisnis melakukan pivoting.

1. Mengalami Stagnan atau Kemandekan Perkembangan Bisnis

Perusahaan maupun UMKM bisa melakukan perubahan strategi atau rencana dengan pivoting ketika mengalami kemandekan dalam perkembangan bisnis. Stagnan dalam waktu lama, justru bisa berakibat pada hal yang jauh lebih buruk. Maka segera ubah dengan pivot strategy bagaimana agar bisnis terus berjalan dan berkembang.

2. Produk Final Bukan yang Pasar Butuhkan

Memberikan apa yang pasar butuhkan adalah hal yang sangat penting. Ketika kamu sebagai pemilik bisnis menyadari bahwa produk final perusahaan bukan produk yang pasar butuhkan, kamu dapat melakukan pivot.

3. Masalah Internal dalam Tim Bisnis

Hambatan lain untuk melakukan pivot startup adalah karena masalah atau isu internal di dalam tim. Ketika tujuan antar tim sudah berbeda dengan tujuan perusahaan, bisa berakibat pada perpecahan yang cukup fatal. Kamu bisa mulai dengan pendekatan yang tepat untuk membangun semangat antar tim supaya dapat bekerja sama.

4. Berganti Produk Unggulan

Setiap perusahaan atau UMKM umumnya punya produk barang atau jasa yang mereka unggulkan. Ketika berada di situasi reposition product, kamu bisa memilih antara mempertahankan produk yang lama atau menghilangkannya untuk fokus ke produk baru.

Saat produk baru berbeda dengan produk lama, inilah pivot bisnis startup dapat kamu jalankan. Mulai dari merombak strategi, rencana, dan metode pemasaran yang lebih tepat. Kamu sudah punya pengalaman yang cukup dari produk sebelumnya, jadi seharusnya hal ini tidak akan menjadi masalah yang besar.

Perhatikan bahwa tidak selamanya pivot bisnis startup dibutuhkan. Hanya pada di situasi atau kondisi tertentu yang memang membutuhkan perubahan guna mencapai tujuan perusahaan.

harga-pokok-penjualan

Mudah! Begini Cara Hitung HPP untuk Usaha Produksi

harga-pokok-penjualan

Melakukan hitung HPP untuk usaha produksi menjadi persoalan yang sangat penting bagi pelaku usaha. Pasalnya, tanpa melakukannya pada akhirnya bisa berakibat pada keuntungan yang sangat rendah bahkan sampai mengalami kerugian.

Lantas apa itu HPP? HPP adalah kependekkan dari Harga Pokok Penjualan yang mengacu pada keseluruhan biaya yang perusahaan keluarkan untuk menghasilkan produk, baik produk barang maupun jasa, dalam periode waktu tertentu yang sudah mereka tetapkan.

Langkah Hitung HPP untuk Usaha Produksi yang Bisa Kamu Ikuti

Ada banyak contoh Harga Pokok Penjualan yang tidak pengusaha hitung kemudian mengalami kemandekan usaha. Misalnya sebesar 95% produk perusahaan sudah berhasil terjual di market target, namun setelah melakukan kalkulasi ulang secara keseluruhan, keuntungan yang perusahaan peroleh sangat sedikit (jauh dari target).

Kejanggalan itu lantaran kurang tepat dalam mengelola dan menerapkan cara menghitung HPP per unit. Selain keuntungan yang kecil, bisa berdampak pada kerugian yakni modal lebih besar daripada pendapatan.

1. Melakukan Pencatatan Tiap Harga Bahan untuk Produksi

Langkah pertama, kamu harus mencatat setiap harga bahan untuk membuat produk. Selain membantu dalam perhitungan akuntansi, pencatatan ini juga bisa memberi informasi apakah harga yang kamu dapatkan untuk bahan, berada di atas harga pasar atau mendapat harga normal.

2. Mencatat Semua Biaya Lain

Ada banyak biaya lain yang menjadi acuan untuk menentukan harga penjualan produk. Supaya tidak boncos atau rugi, biaya lain yang berkaitan dengan produksi harus masuk ke dalam perhitungan kamu.

Beberapa biaya tersebut antara lain: transportasi, listrik, gas (jika menggunakan kompor), dan alat produksi barang/jasa kamu. Kalkulasi semua dengan rapi dan detail, hal ini akan kita masukkan ke dalam rumus HPP guna menentukan harga yang paling tepat.

3. Hitung HPP untuk Usaha Produksi

Rumus HPP adalah . Maka dari itulah, untuk mengetahui HPP produk, kamu harus menghitung keseluruhan persediaan awal, pembelian bersih, serta persediaan akhir.

Cara hitung HPP untuk usaha produksi juga berkaitan dengan menentukan laba (keuntungan) dari sebuah perusahaan. Baik itu laba kotor, laba bersih dari operasional, laba bersih sebelum pajak, dan laba bersih setelah pajak.

Menggunakan perhitungan yang tepat dan teliti lebih baik dilakukan oleh akuntan yang memang sudah hali. Urutan perhitungan bisa kamu sesuaikan dengan arah gerak perusahaan. Misalnya, perusahaan yang bergerak di bidang penjualan produk barang, tentunya akan berbeda dengan perusahaan/agensi yang bergerak di bidang menawarkan jasa.

Perihal Laba yang Harus Kamu Perhatikan

Menentukan sebaiknya memahami apa saja unsur yang ada di dalamnya. Ahli ekonomi dan akuntansi sudah melakukan klasifikasi unsur tersebut, kemudian membaginya menjadi 5 bagian antara lain: pendapatan, beban, penghasilan, biaya, dan untung-rugi.

Tidak jarang sebuah perusahaan baru atau startup mengalami kerugian. Faktornya bisa bermacam-macam, dari perencanaan yang kurang matang, masalah internal, hingga keadaan (faktor X). Maka dari itulah, semua usaha yang kamu lakukan sebenarnya bertujuan untuk meminimalisir bahkan menghilangkan persentase kerugian itu.

Supaya lebih mudah, kamu dapat mengatur kalkulasi dan seluruh proses perhitungan berdasarkan periode tertentu. Contohnya dalam mingguan atau bulanan. Dengan begitu ketika masalah dalam usaha produksi terdeteksi, bisa segera menentukan tindakan untuk menanganinya.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, ternyata cara hitung HPP untuk usaha produksi cukup mudah. Meski mudah tetap membutuhkan detail dan ketelatenan yang tinggi, apakah sudah menerapkan untuk usaha kamu sekarang?

startup

6 Level Startup beserta Contohnya, dari Cockroach hingga Hectocorn

startup

Ada sebanyak 6 level startup secara umum, antara lain tingkatannya mulai dari cockroach hingga hectocorn. Informasi dalam artikel ini bisa kamu jadikan rujukan untuk menilai sebuah startup maupun perusahaan kamu sendiri.

Sebagai contoh, valuasi startup Indonesia yang lebih dari Rp14,1 triliun disebut sebagai tingkatan unicorn, antara lain ada Tokopedia, GoJek, BukaLapak, dan Traveloka. Selain tingkatan unicorn tersebut, ada beberapa tingkatan lain baik yang berada di atas maupun di bawahnya.

6 Level Startup secara Umum

Sebaiknya kamu tidak tertawa melihat penamaan tingkatan startup berikut ini, sebab namanya mirip hewan mitologi. Berikut sudah kami rangkum mulai dari yang urutannya paling rendah ke paling tinggi.

1. Cockroach

Level usaha cockroach atau kecoak merupakan yang paling rendah. Untuk kategori startup yang masih sangat baru kamu rintis. Ternyata, penyebutan kecoak, untuk level paling rendah ini bukan tanpa alasan.

Walaupun struktur internal belum terorganisir dengan baik, bahkan belum mempunyai produk unggulan yang bersifat final, startup cockroach dianggap punya daya tahan hidup yang tinggi. Ya, mirip dengan kecoak yang bahkan masih hidup setelah kepalanya terpenggal dan hanya mati karena tidak bisa makan.

Startup level cockroach punya semangat luar biasa dan masih sangat giat dalam membuat inovasi maupun kreasi terbaiknya. Tidak heran jenis ini lebih sering investor lirik untuk memberikan modal maupun venture capital.

2. Ponies

Urutan kedua dari 6 level startup ada ponies. Seperti penampakannya, ponies berupa kuda yang masih imut dengan ukuran lebih mini dari kudu pada umumnya. Sebuah startup dikatakan berada pada level ponies jika nilai valuasinya sampai Rp140 miliar.

Mungkin kamu bertanya-tanya, kok bisa Rp140 miliar hanya berada di tingkat kedua? Sebagai informasi, valuasi merujuk pada keseluruhan aset dari sebuah perusahaan/usaha. Artinya, nilai tersebut bukan omzet.

3. Centaurs

Pada tingkatan ketiga dari 6 level startup ditempati oleh centaurs, hewan mitologi setengah kuda dan setengah manusia. Makin tinggi levelnya, maka nilai valuasi usaha juga semakin besar, pada level usaha centaurs ini mencapai Rp1,4 triliun.

Kestabilan dalam startup ini mulai terlihat, serta semua hal yang berkaitan dengan struktur internal sudah matang. Hanya 1 tingkat lagi untuk mencapai level unicorn.

4. Unicorn

Sebagaimana yang sudah kami sampaikan di atas, ada beberapa contoh startup di Indonesia yang berada di level unicorn. Yaitu startup yang punya nilai valuasi mencapai Rp14,1 triliun. Faktanya, GoJek merupakan startup pertama di Indonesia yang tercatat mencapai level ini pada tahun 2016 silam.

Sedangkan apa contoh startup di luar negeri yang sudah mencapai level ini? Ada cukup banyak, contohnya Pinterest dan Dropbox.

5. Decacorn

Dengan nilai valuasi sebesar Rp140 triliun, level decacorn merujuk pada tingkatan internasional. Pada tingkat Asia Tenggara ada Grab yang meraih decacorn pada 2019. Sedangkan di luar negeri ada nama-nama perusahaan raksasa seperti Uber, Xiaomi, dan SpaceX.

6. Hectocorn

Tentu saja, di atas langit masih ada langit. Pada tingkat tertinggi di antara 6 level startup bernama hectacorn. Nilai valuasi perusahaan sebesar Rp1.400 triliun atau setara dengan 100 miliar dollar! Contohnya ada Google, Microsoft, Apple, dan Meta.

Perusahaan yang berada di level bawah tetap bisa meningkat menuju level yang lebih tinggi. Diprediksi bahwa Uber akan masuk ke dalam level tertinggi di waktu dekat ini. Itulah 6 level startup secara umum, lantas di level mana perusahaan kamu sekarang?

venture capital

Jenis Venture Capital dan Contohnya di Indonesia

venture capital

Venture capital adalah modal ventura yang merujuk pada bentuk pembiayaan oleh investor kepada perusahaan startup atau perusahaan rintisan. Jika usaha kecil kamu mempunyai dianggap investor mempunyai potensi pertumbuhan serta perkembangan yang baik dalam jangka panjang, besar kemungkinan bisa mendapatkan modal ventura ini.

Selain untuk perusahaan rintisan, ternyata ventura dapat pula mereka berikan kepada perusahaan yang sudah tumbuh dan berkembang dengan cepat. Banyak pertimbangan yang investor pakai, salah satunya apakah di masa mendatang perusahaan itu akan terus mengalami pertumbuhan atau sebaliknya.

Berbicara mengenai prinsip venture capital, umumnya lebih condong untuk perusahaan baru yang mengusung konsep inovatif dan kreatif. Sebagian besar kepemilikan perusahaan dari modal ventura melalui sebuah kemitraan terbatas independen.

Jenis Venture Capital Terkait dengan Pendanaan

Ada banyak venture capital di Indonesia, yang mana masing-masing bisa kamu bedakan berdasarkan jenis pendanaan. Berikut ini jenis modal ventura menurut pendanaannya.

1. Seed Capital

Merupakan pendanaan awal yang umumnya untuk startup belum lengkap. Artinya, startup tersebut belum punya produk final dan struktur internal belum terorganisir dengan baik. Sebagai catatan, dana dari jenis seed capital ini tergolong kecil. Sehingga kamu bisa menggunakannya untuk modal awal seperti penelitian market target, membuat produk uji sampel, atau pematangan perusahaan startup.

2. Startup Capital

Pendanaan startup capital diberikan oleh investor kepada perusahaan baru yang sudah punya produk dan menyelesaikan langkah awal perusahaan. Dana startup capital bisa kamu pakai untuk tujuan selanjutnya seperti hire tim profesional, riset dan evaluasi market target lanjutan, dan menuntaskan pelayanan hingga benar-benar final.

3. Early Stage Capital

Pada tahap pendanaan venture capital jenis ini, perusahaan startup sudah mempunyai hasil statistika dari kurun waktu tertentu. Misalnya penjualan produk dalam 2 s/d 3 tahun yang baik serta menunjukkan peningkatan. Lebih jauh lagi, early stage capital untuk pendanaan perusahaan yang struktur internal sudah terorganisir dengan matang bahkan punya kantor sendiri.

4. Expansion Capital

Sesuai dengan namanya, untuk pendanaan ini umumnya perusahaan sudah siap untuk memperluas jaringan seperti membuka cabang baru (melakukan ekspansi). Tetapi kamu berhak menentukan apakah akan lebih memaksimalkan pasar saat ini atau membuka pasar baru.

5. Late Stage Capital

Pada tahap jenis pendanaan modal ventura ini perusahaan kamu sudah benar-benar berkembang, bahkan bisa diwakili dengan kata mengesankan. Pendanaan berfungsi untuk meningkatkan kapasitas penjualan dan memperbesar skala produksi. Untuk jenis ini, biasanya akan investor berikan dengan venture capital tinggi hingga yang terbesar di dunia.

Contoh Venture Capital di Indonesia

Di Indonesia, ada banyak investor modal ventura bahkan venture capital crypto yang belakangan tengah naik daun. Berikut ini beberapa contoh yang ada di Indonesia.

  1. East Venture
  2. Emtek Group
  3. Ideosource
  4. Rebright Partners
  5. GREE Ventures

Dari beberapa contoh perusahaan ventura di atas, ada yang memberikan modal dengan jenis seed capital hingga late stage capital. Misalnya East Venture yang menanamkan modal untuk Tokopedia. Emtek Group yang menanamkan modal untuk perusahaan seperti televisi nasional, SCTV, Indosiar, dan sebagainya.

Masalah modal yang menjadi momok menakutkan untuk perusahaan startup baru, dengan adanya venture capital ini berperan sebagai angin segar dan harapan. Apakah kamu sudah memilih dan merencanakan perusahaan ventura apa yang akan mendanai perusahaan milikmu?

Metode Lean Startup Eric Ries

Metode Lean Startup; Apa Contoh, Tujuan, dan Fasenya?

Metode Lean Startup Eric Ries

Metode Lean Startup menjadi wajib kamu butuhkan jika menginginkan pencapaian untuk usaha dengan meminimalisir sumber daya. Sebuah startup baru harus inovatif, kreatif, serta punya semangat guna meraih pencapaian tertentu. Sumber daya yang terbatas sering menjadi penghambat untuk berkembang, oleh karena itulah kamu butuh metode yang tepat dalam mengembangkan usaha.

Lantas, apakah bisa sebuah metode langsung bisa menyelesaikan masalah sumber daya? Jika bisa, bukankah seharusnya tidak ada startup yang gagal? Serta bagaimana untuk memaksimalkan metode ini dalam penerapan yang nyata?

Guna menjawab pertanyaan tersebut, berikut kami sampaikan informasi mengenai apa saja hal yang sebaiknya kamu tahu tentang metode ini.

Pendekatan Metode Lean Startup untuk Berkembang

Lean Startup adalah sebuah metode yang mana menggunakan pendekatan yang berfokus pada apa yang dibutuhkan oleh konsumen, bahkan secara lebih radikal, bukan bermakna apa yang ingin kamu jual.

Contoh Lean Startup pada sebuah bisnis jualan online yang menggunakan pendekatan dalam metode ini (prototipe dan Minimum Viable Product). Artinya, usaha online kamu merancang produk sebagai produk uji kepada tujuan market konsumen yang kamu sasar. Pada hal ini, produk uji belum kamu produksi secara besar-besaran.

Tentunya kamu akan mendapat feedback dari konsumen yang mungkin saja berisi kritik dan saran. Masukan-masukan itulah sebagai sarana dan bahan untuk mengembangkan produk uji supaya lebih tepat sasaran mengarah pada apa yang konsumen butuhkan.

Melakukan uji produk secara mendalam sampai benar-benar sesuai atau setidaknya mendekati dengan kebutuhan konsumen. Selanjutnya tinggal meningkatkan jumlah produksinya.

Maka dari itulah, Metode Lean Startup sering orang sebut sebagai cara mengembangkan usaha dengan cepat dan minim sumber daya. Kamu menggunakan strategi yang tepat, maka usaha atau bisnis yang kamu lempar ke publik kemungkinan besar laris dan berkembang.

Tujuan Metode Lean Startup

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, kiranya sudah cukup jelas apa saja tujuan Lean Startup Methodology. Beberapa di antaranya meliputi:

1. Mengurangi penggunaan sumber daya di awal, sebab yang kamu butuhkan dalam pendekatan ke kebutuhan konsumen adalah produk uji.

2. Mengurangi risiko kegagalan yang mengakibatkan kerugian fatal.

3. Mendapat perkembangan startup dan proses produksi yang meningkat dalam waktu singkat.

4. Hasil produk jadi lebih konsumen sukai, karena memang produk tersebut yang mereka butuhkan.

5. Melakukan inovasi yang kreatif sesuai dengan minat target pasar.

Lean Startup ternyata dapat kamu terapkan untuk segala jenis bidang usaha/bisnis, baik itu bisnis yang menawarkan produk maupun jasa. Karena fokus dalam metode ini guna tetap menjaga kepuasan konsumen atau target pasar kamu dengan memberi apa yang mereka butuhkan.

Fase Metode Lean Startup

Metode ini mulai masyarakat kenal sejak 2008 ketika Eric Ries (seorang pengusaha, penulis, sekaligus blogger kelahiran 1978) mengalami beberapa kali kegagalan ketika memulai bisnisnya. Setiap kegagalan menghabiskan banyak sumber daya (termasuk modal) jika menggunakan metode konvensional.

Maka dari itulah, menggunakan produk uji guna melihat kebutuhan konsumen yang sangat dinamis di pasaran sangat penting. Untuk menerapkannya, ada fase dalam Lean Startup yang meliputi membangun (build), mengukur (measure), dan mempelajari (learn).

Mulai dari membangun produk uji (MVP), memperhatikan feedback atau masukan dari konsumen, hingga menentukan langkah apa yang akan kamu ambil. Itulah beberapa hal tentang Metode Lean Startup yang dapat meningkatkan perkembangan usaha secara singkat tanpa kehilangan banyak sumber daya.