Memperhatikan perbedaan startup B2B, B2C, dan C2C sangat penting guna menentukan strategi yang akan dipakai. Selain itu juga berkaitan dengan bagaimana untuk mengembangkan bisnis berdasarkan jenis startup tersebut.
B2B adalah bussiness to bussiness yang merujuk pada model startup bekerja sama dalam penjualan antar pelaku bisnis. Contoh perusahaan B2B misalnya bisnis yang mensuplai barang mentah dari luar negeri untuk pabrik. Dalam hal ini, kamu punya perusahaan terdaftar yang mengumpulkan barang dari luar. Kemudian kami bekerja sama untuk perusahaan dalam negeri sebagai penyuplai barang mentahnya.
Pengertian B2C adalah bussiness to customer yang menjadi model startup paling umum di Indonesia. Model perusahaan seperti ini sangat populer di masa digital, sebab mereka dapat memasarkan produk melalui berbagai platform digital yang mengarah langsung ke konsumen. Baik via marketplace, media sosial perusahaan, maupun situs web perusahaan.
Sedangkan jenis startup C2C adalah customer to customer yang merujuk pada model konsumen menjual produk (barang maupun jasa) kepada konsumen lain. Proses penjualan C2C bisa melalui direct langsung maupun melalui pihak ketiga seperti marketplace.
Perbedaan Startup B2B, B2C, dan C2C Lebih Rinci
Selain dari pengertian di atas, guna mengetahui perbedaan secara ketiganya secara lebih detail untuk menentukan strategi marketing maupun pemasarannya, berikut informasinya.
1. Market Target
Melihat dari market target jenis B2B dan B2C sudah tampak jelas, bahwa B2B menyasar perusahaan atau bisnis lain. Sedangkan contoh B2C mengarah secara langsung ke konsumen di seluruh negara. Hal ini berpengaruh pada jenis pemasaran dan bagaimana mereka melakukan kerja sama.
Sedangkan C2C memang sama menyasar konsumen langsung, tetapi model promosi antara pelaku bisnis dengan konsumen/individu tentunya berbeda. Umumnya, B2C sudah punya ‘nama’ untuk brand mereka, sedangkan C2C bisa dikatakan freelance dan menjual dengan lebih bebas untuk produk yang tidak terikat.
2. Strategi Marketing
Perbedaan startup B2B, B2C, maupun C2C dalam strategi marketing merupakan yang tampak sangat spesifik. Perusahaan B2B menggunakan strategi yang bertujuan untuk meningkatkan reputasi bisnis mereka. B2C meningkatkan reputasi dengan cara yang berbeda, seperti mengadakan event, diskon, dan promosi yang menyentuh emosi konsumen.
Sedangkan C2C jenis strategi marketing lebih bebas lagi. Jika bisnis lokal, seringkali hanya melakukan promosi di media sosial. Sedangkan kalau menjangkau seluruh Indonesia, dengan sering melakukan up produk baru. Namun bisa saja model C2C menerapkan strategi yang sederhana, asal jalan, atau berdasarkan keadaan.
3. Kompetisi Bisnis
Persaingan menjadi tantangan yang akan selalu ada untuk semua jenis bisnis. Berdasarkan jangkauan market target, B2B mempunyai persaingan yang lebih sedikit. Reputasi seakan menentukan segalanya, sehingga tidak bisa kamu peroleh secara instans begitu saja.
B2C mempunyai kompetisi bisnis yang lebih tinggi, sebab langsung menjangkau konsumen. Apalagi ketika produk dari pelaku bisnis B2C sama dengan brand lain yang sama-sama terkenal. Persaingan akan jadi lebih menyulitkan.
Perusahaan C2C mengandalkan produsen untuk stok produk mereka. Dengan kondisi seperti ini, kompetisi untuk C2C lebih mengarah ke harga, lebih murah atau mahal. Ketika harganya lebih tinggi daripada B2C, seringkali konsumen lebih memilih produk yang sudah mempunyai nama (official store).
C2C juga mengalami persaingan yang menyulitkan antar penjual lainnya, hal ini bisa kamu lihat di marketplace untuk jenis produk barang yang sama. Tidak hanya produk barang, melainkan juga jasa yang banyak bermunculan.
Ketika memilih jasa dari C2C, maka membutuhkan portofolio atau pengalaman yang benar-benar matang. Sebab secara umum, harga C2C lebih murah namun lebih sulit mencari yang terbaik daripada B2C yang merupakan agensi di bidang jasa.
Demikian beberapa informasi mengenai perbedaan startup B2B, B2C, dan C2C secara umum. Mengetahui jenisnya punya manfaat untuk menentukan marketing terbaik dengan tujuan mengembangkan usaha.
Add a Comment